Fenomena Blood Moon Malam Ini Hiasi Langit Indonesia

Senin, 8 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JABARINSIDE.COM | 7 September 2025 – Malam ini masyarakat Indonesia dan sejumlah negara lain berkesempatan menyaksikan fenomena langka Gerhana Bulan Total atau yang populer disebut Blood Moon.

Menurut BMKG, gerhana bulan ini akan berlangsung cukup lama, dengan fase totalitas mencapai sekitar 82 menit, menjadikannya salah satu gerhana terpanjang dalam beberapa tahun terakhir.

Waktu Gerhana di Indonesia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mulai gerhana penumbra: pukul 22.26 WIB

Baca Juga :  ‎Peringatan Maulid Nabi dan Hari Jadi Kabupaten Sukabumi ke-155 Digelar Meriah di Warungkiara

Gerhana sebagian: pukul 23.33 WIB

Totalitas dimulai: pukul 00.30 WIB

Puncak gerhana: pukul 01.11 WIB

Totalitas berakhir: pukul 01.53 WIB

Gerhana berakhir seluruhnya: pukul 03.56 WIB

Dengan demikian, puncak Blood Moon akan terjadi menjelang dini hari, saat Bulan berada cukup tinggi di langit barat–barat daya sehingga mudah diamati dari berbagai daerah di Indonesia.

Wilayah yang Dapat Menyaksikan

Fenomena ini dapat terlihat jelas di kawasan Asia, termasuk seluruh Indonesia, Australia, Afrika, serta sebagian Eropa Timur. Sementara di benua Amerika, gerhana tidak dapat diamati karena berlangsung pada siang hari waktu setempat.

Baca Juga :  Mangkir Tiga Kali, Tersangka Korupsi DLH Sukabumi Akhirnya Ditangkap di Bandung

Mengapa Disebut Blood Moon?

Saat gerhana total, Bulan sepenuhnya berada dalam bayangan inti Bumi (umbra). Namun, sinar matahari tetap membelok melewati atmosfer Bumi, menyaring cahaya biru dan membiarkan cahaya merah-oranye memantul ke permukaan Bulan. Inilah yang membuat Bulan tampak merah darah atau “Blood Moon”.

Baca Juga :  Kepengurusan Baru Partai PADI Priode 2025 2030 Resmi Di Lantik"Siap Songsong Pemilu 2029

Cara Menyaksikan

Fenomena ini aman dilihat dengan mata telanjang tanpa alat bantu khusus, berbeda dengan gerhana matahari yang berbahaya jika ditatap langsung. Namun, penggunaan teleskop atau binokular dapat membuat pengalaman semakin menarik.

BMKG menyarankan masyarakat mencari lokasi pengamatan terbuka dengan minim polusi cahaya serta memastikan kondisi langit cerah. Fenomena ini juga bisa menjadi momen fotografi langit malam yang istimewa.

Berita Terkait

‎Truk Bermuatan Semen Terperosok di  Gunung Karang, Lalin Sempat Macet‎
‎Desa Sukamulya Mantapkan Inovasi, Target Juara Anugerah Gapura Sri Baduga 2025
‎Camat Cikembar Sambut Penilaian Anugerah Gapura Sri Baduga 2025 di Desa Sukamulya
Pabrik Kapur di Cibatu, Cikembar Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp250 Juta
‎Bupati Sukabumi Drs. H. Asep Japar, M.M. Kunjungi PT Mersi Farma Tirmaku Mercusana
LANTIK PIMPINAN BAZNAS, BUPATI” HARUS HADIR LEBIH CEPAT TEPAT DAN RESPONSIF PADA PERSOALAN PUBLIK”
HUT PERUMDA AMTJM, BUPATI MINTA TINGKATKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT
Usai Dilarang Jualan, Pedagang Kerupuk Ditikam di Serpong Utara
Berita ini 13 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 23 September 2025 - 18:05 WIB

‎Truk Bermuatan Semen Terperosok di  Gunung Karang, Lalin Sempat Macet‎

Selasa, 23 September 2025 - 17:24 WIB

‎Desa Sukamulya Mantapkan Inovasi, Target Juara Anugerah Gapura Sri Baduga 2025

Selasa, 23 September 2025 - 14:16 WIB

‎Camat Cikembar Sambut Penilaian Anugerah Gapura Sri Baduga 2025 di Desa Sukamulya

Selasa, 23 September 2025 - 12:51 WIB

Pabrik Kapur di Cibatu, Cikembar Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp250 Juta

Selasa, 23 September 2025 - 11:50 WIB

‎Bupati Sukabumi Drs. H. Asep Japar, M.M. Kunjungi PT Mersi Farma Tirmaku Mercusana

Selasa, 23 September 2025 - 10:22 WIB

HUT PERUMDA AMTJM, BUPATI MINTA TINGKATKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT

Senin, 22 September 2025 - 16:57 WIB

Usai Dilarang Jualan, Pedagang Kerupuk Ditikam di Serpong Utara

Senin, 22 September 2025 - 14:40 WIB

SCG Asik, PT Semen Jawa Gelar Pengobatan Gratis dan Cegah Stunting di Tanjungsari

Berita Terbaru