JABARINSIDE.COM | SUKABUMI – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sukabumi menggelar rapat pleno masa bakti 2020–2025 pada Sabtu (26/7/2025) di Gedung FKUB Kabupaten Sukabumi. Rapat ini menjadi momentum refleksi sekaligus regenerasi kepengurusan, dengan mengusung tema “Merawat Semangat Mewujudkan Kualitas Kerukunan di Kabupaten Sukabumi yang Harmoni dan Mubarokah.”
Kegiatan yang dihadiri 12 peserta ini berlangsung khidmat. Ketua FKUB periode 2020–2025, H. Daden Sukendar, menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya pleno tersebut.

“Alhamdulillah, kegiatan ini bisa terlaksana dengan baik. Bahkan dihadiri oleh perwakilan dari Badan Koordinasi FKUB tingkat kecamatan yang saat ini sudah terbentuk,” ujarnya.
Selain merumuskan garis besar program kerja, rapat pleno ini juga memilih ketua baru FKUB Kabupaten Sukabumi periode 2025–2030. Berdasarkan hasil penjaringan dan pemungutan suara dari 17 pengurus yang memiliki hak suara, KH. Abu Bakar Sidik terpilih menggantikan H. Daden Sukendar.
Proses pemilihan berlangsung demokratis dengan menjaring tiga calon awal, yaitu KH. Abu Bakar Sidik, H. Hasen, dan Buya Royanurdin. Setelah verifikasi, dua nama masuk tahap akhir: KH. Abu Bakar Sidik dan H. Dian.
H. Daden yang telah mengabdi lebih dari 20 tahun di FKUB menyampaikan harapan agar kepengurusan baru dapat melanjutkan perjuangan memperkuat kerukunan di Sukabumi. “Meski saya kini mengemban amanah baru di Komnas Perempuan, saya tetap berkomitmen memperjuangkan kerukunan umat beragama di Sukabumi,” ungkapnya.
Ketua terpilih KH. Abu Bakar Sidik menegaskan bahwa kepemimpinan di FKUB adalah amanah untuk menggerakkan masyarakat menjaga kerukunan. “Merukunkan umat beragama adalah gerakan penting. Bila umat tidak rukun, kesejahteraan masyarakat akan terganggu. Semua agama mengajarkan untuk hidup rukun, namun sering kali kita tergoda bertindak di luar ajaran karena dinamika kehidupan sehari-hari,” katanya.
Ia juga menyoroti pentingnya memanfaatkan media sosial sebagai sarana sosialisasi nilai-nilai toleransi. “Ke depan kita harus lebih aktif berdialog, berkomunikasi, dan memaksimalkan media sosial. Harapannya, tingkat toleransi di Sukabumi meningkat dan potensi konflik bisa diselesaikan secara damai tanpa merugikan masyarakat,” pungkasnya.