JABARINSIDE.COM, Purwakarta | Kesulitan ekonomi yang telah lama menghantui industri padat karya di Jawa Barat kini menorehkan cerita pahit bagi 233 pekerja PT Sepatu Bata Tbk (BATA), akibat penutupan salah satu pabrik perusahaan yang berlokasi di Purwakarta. Keputusan ini merupakan bagian dari trend yang lebih luas yaitu penutupan pabrik dan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang telah berlangsung di provinsi tersebut.
Dikutip dari CNBC Indonesia, Firman Desa, Ketua Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat, membenarkan bahwa penutupan pabrik di sektor padat karya telah menjadi fenomena yang meningkat sejak pandemi Covid-19.
Menurut Firman, kecenderungan penutupan dan relokasi pabrik tidak hanya terjadi di Purwakarta, tetapi juga di Karawang dan daerah lainnya di Jawa Barat, yang banyak di antaranya kini berpindah ke wilayah seperti Cirebon dan Jawa Tengah. Pandemi Covid-19 disebut-sebut sebagai salah satu pemicu utama kebijakan ini, memaksakan perusahaan untuk melakukan efisiensi dan mengurangi operasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meskipun Firman tidak membeberkan data konkret mengenai jumlah pabrik yang tutup, dia menekankan bahwa telah terjadi peningkatan perusahaan yang menghadapi kesulitan keuangan, bahkan hingga pada titik mengajukan kesepakatan mengenai pembayaran upah bagi para pekerja mereka. Ini menandakan kondisi yang semakin meruncing bagi sektor industri padat karya di Jawa Barat.
Penutupan pabrik PT Sepatu Bata Tbk dan PHK massal yang diikuti merupakan pukulan berat bagi pekerja dan ekonomi lokal, menggarisbawahi pentingnya strategi adaptasi dan pemulihan untuk industri padat karya di era pasca-pandemi. Pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait diharapkan dapat bersinergi mencari solusi bagi dampak sosioekonomi yang diakibatkan, termasuk menyediakan pelatihan ulang dan bantuan mencari pekerjaan bagi para pekerja yang terdampak.(wld)